• Jum. Okt 11th, 2024

KEWIRAUSAHAAN: KONSEP 10 D MENURUT WILLIAM BYGRAVE YANG DITERAPKAN OLEH BILL GATES

Sep 16, 2021

KEWIRAUSAHAAN: KONSEP 10 D MENURUT WILLIAM BYGRAVE YANG DITERAPKAN OLEH BILL GATES

Penulis : Elius Heluka, SE., MM

Link Blog Pribadi dapat di Klik disini

Seorang Entrepreneur memang sedikit berbeda dibanding dengan orang biasa. William Bygrave membuat daftar 10 D sebagai ciri kewirausahaan, yaitu:

  1. Dream (Mimpi)
    Wirausahawan memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka dan usaha mereka ingin hadapi. Dan, lebih penting lagi, mereka memiliki kemampuan mengimplementasikan mimpi mereka (Ratni, 2012). Salah seorang Entrepreneur sukses saat ini adalaha Bill Gates. Bill Gates adalah seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat, serta mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft, perusahaan perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen. Ia menduduki peringkat tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati peringkat pertama sejak 1995 hingga 2009, tidak termasuk 2008 ketika ia turun ke peringkat tiga. Selama kariernya di Microsoft, Gates pernah menjabat sebagai CEO dan kepala arsitek perangkat lunak, dan masih menjadi pemegang saham perorangan terbesar dengan lebih dari 8 persen saham umum perusahaan. Gates termasuk salah seorang pengusaha revolusi komputer pribadi terkenal di dunia (Wikipedia, 2013). Posisnya saat ini juga bermula dari sebuah impian yang menjadi visinya yaitu “satu komputer disetiap meja dan di setiap rumah”. Ketika dilihat dari kaca mata sekarang, penyebaran komputer pribadi dari kantor ke rumah tampaknya tidak bisa dihindari (Dearlove, 2009). Semua ini berawal dari sebuah “impian”.
  2. Decisiveness (Ketegasan)
    Mereka tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka membuat keputusan dengan cepat. Kecepatan mereka merupakan faktor kunci kesuksesan mereka (Ratni, 2012). Memang mudah mengatakan bahwa sukses Microsoft adalah sebuah keberuntungan besar-mendapatkan kontrak besar memasok IBM dengan sistem operasi untuk komputer pribadi pertama. Tetapi ada lebih dari sekedar keberuntungan di dalamnya. Bill Gates memahami nilai penting kesempatan itu. Dia tahu, sebuah sistem operasi akan menghasilkan cetak biru yang bisa mengubah sejarah komputer pribadi. Dia bekerja tak kenal lelah selama lebih dari enam bulan untuk memastikan bahwa kesempatan itu, ketika datang, akan jatuh ke tangan Microsoft. Dengan cara ini, dia membantu memuluskan keberuntungannya sendiri (Dearlove, 2009). Bill gates memiliki ketegasan dalam menentukan pilihannya. Ia tidak menunda-nunda waktu untuk mencapai impiannya. Ia mengambil keputusan secara cepat dan akhirnya dapat menikmati hasil kerja kerasnya ketika telah berhasil mendapatkan kontrak dari IBM.
  3. Doers (Pelaku)
    Sekali mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka melaksanakannya secepat mungkin (Ratni, 2012). Bill Gates menggarap semuanya. Salah satu kunci sukses lain Microsoft adalah kemampuannya untuk mengatur berbagai proyek besar dalam waktu bersamaan. Gates sendiri adalah manusia pertama yang mampu melakukan banyak hal sekaligus (multi-tasking) dan dia disebut mampu menggunakan berbagai teknik percakapan yang berbeda dalam waktu bersamaan. Selain itu sejak awal, Gates selalu berkeras bahwa perusahaan itu membutuhkan orang-orang terbaik. Dia tidak suka dengan orang-orang yang tak mengerti teknologi. Banyak yang memandang hal ini sebagai sebuah sikap elitis. Tetapi efek positifnya tetap banyak. Perusahaan itu mampu merekrut banyak siswa cerdas langsung dari universitas; yaitu orang yang tertarik dengan prospek bekerja terbaik dibidangnya (Dearlove, 2009).
  4. Determination (Determinasi)
    Mereka mengimplementasikan usaha mereka dengan komitemen total. Mereka jarang menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak mungkin diatasi (Ratni, 2012). Di industri komputer Gates mempunyai banyak musuh. Dia juga telah menarik perhatian komisi anti-monopoli pemerintah Federal AS yang sudah bertahun-tahun menyelidiki berbagai tuduhan praktek anti-kompetisi Microsoft. Namun, Gates menunjukkan bahwa dia memahami nilai penting dirinya dikalangan atas. Kendati terus menghadapi tuduhan monopoli, dia mendekati berbagai CEO perusahaan Fortune 500, menggelar forum CEO di Seattle, dan beberapa kota lain di AS (Dearlove, 2009).
  5. Dedication (Dedikasi)
    Mereka berdedikasi total terhadap bisnisnya, kadangkala mengorbankan hubungan mereka dengan kawan atau keluarganya. Mereka bekerja tak kenal lelah. Dua belas jam sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa bagi seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya (Ratni, 2012). Walaupun telah menjadi orang terkaya di dunia Gates tetap berdedikasi di perusahaannya. Ia lebih suka bekerja terus selama 16 jam sehari daripada pensiun walaupun sebenarnya kekayaannya akan cukupmenghidupinya hingga tua nanti (Dearlove, 2009).
  6. Devotion (Pengabdian)
    Wirausahawan mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta inilah yang menahan mereka ketika usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta akan produk atau jasa merekalah yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam menjualnya. Kisah cintanya dengan komputerlah yang membuat Bill Gates tetap berada di posisi terdepan industrinya, sebuah industri di manabisa dengan mudah kehilangan arah. “Kuncinya adalah anda harus menikmati apa yang anda lakukan setiap hari. Bagi saya, hal itu adalah bekerja dengan banyak orang cerdas dan mengerjakan berbagai masalah baru” (Dearlove, 2009).
  7. Details (Cermat)
    Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis (Ratni, 2012). Bersama dengan pendekatan analitis dan logis terhadap bisnis, Gates juga seorang penilai resiko yang cermat. Ini adalah sesuatu yang dia pelajari sambil menjalankan bisnis, bukan di sekolah formal. Tetapi, tidak seperti orang lain yang takut resiko dan berusaha menunda keputusan mereka, Gates sangat paham bahwa di industri komputer, karena cepatnya perubahan, tidak melakukan apa-apa adalah resiko terbesar. Risiko, dia tahu, harus diseimbangkan dengan potensi kompensasi yang sepadan (Dearlove, 2009).
  8. Destiny (Nasib)
    Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri daripada bergantung kepada seorang atasan (Ratni, 2012). Memang mudah mengatakan bahwa sukses Microsoft adalah sebuah keberuntungan besar-mendapatkan kontrak besar memasok IBM dengan sistem operasi untuk komputer pribadi pertama. Tetapi ada lebih dari sekedar keberuntungan di dalamnya. Bill Gates memahami nilai penting kesempatan itu. Dia tahu, sebuah sistem operasi akan menghasilkan cetak biru yang bisa mengubah sejarah komputer pribadi. Dia bekerja tak kenal lelah selama lebih dari enam bulan untuk memastikan bahwa kesempatan itu, ketika datang, akan jatuh ke tangan Microsoft. Dengan cara ini, dia membantu memuluskan keberuntungannya sendiri (Dearlove, 2009). Bill gates memiliki ketegasan dalam menentukan pilihannya. Ia tidak menunda-nunda waktu untuk mencapai impiannya. Ia mengambil keputusan secara cepat dan akhirnya dapat menikmati hasil kerja kerasnya ketika telah berhasil mendapatkan kontrak dari IBM. Semua ini bukan hanya sekedar nasib yang beruntung tetapi Bill Gateslah yang membawa dirinya pada keburuntungan tersebut.
  9. Dollars (Uang)
      Menjadi kaya bukanlah motivator utama bagi seorang wirausahawan. Uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap jika mereka sukses, mereka akan diberi penghargaan (Ratni, 2012). “Jika kami termotivasi oleh uang, kami akan menjual perusahaan ini jauh-jauh hari dan akhirnya berlibur di pantai,” kata Larry Page, pendiri Google. “Ini bukan tentang jumlah uang. Bagi saya dan rekan, hal yang paling penting adalah kami menciptakan aliran informasi yang terbuka bagi semua orang,” sebut Mark Zuckerberg, sang bos Facebook.
     Bagi Bill Gates menjadi kaya bukan sekedar berhubungan dengan memiliki banyak uang. Namun kekayaan yang utama adalah seberapa besar uang yang kita dapatkan dapat digunakan untuk menolong orang lain, untuk memberikan manfaat bagi orang lain (Desxripsi, 2012).
  10. Distribute (Distribusi tugas)
    Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya (Ratni, 2012). Pada Januari 2000, Gates mundur dari singgasana sebagai CEO Microsoft. Steve Ballmer, sahabat lama dan koleganya, menggantikan. Perganitian itu hanya bersifat simbolis karena Gates melepaskan posisinya sebagai CEO demi berkonsentrasi pada minat-minat utamanya. Dia tetap memegang posisi komisaris utama dan menambahkan gelar baru ke curriculum vitae-nya: chief software architect atau kepala arsitek peranti lunak (Dearlove, 2009).

Referensi:
H.Buchari Alma, 2018. Kewirausahaan Edisi Revisi, Alfabeta Bandung
Dearlove, Des. 2009. The Bill Gates Way. Jakarta: Daras
Desxripsi. 2012. 9 Saran Bisnis dari Bill Gates (Microsoft). http://desxripsi. blogspot.com/2012/07/9-saran-bisnis-dari-bill-gates-microsoft.html Diakses pada 6 Maret 2021
Ratni. 2012 . Konsep 10 D William Bygrave. http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/ 2012/06/08/konsep-10-d-william-bygrave/ Diakses pada 20 Maret 2021

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *