stie-portnumbay.ac.id – Wakil Ketua I Yuniar Sri Hartati, SE., M.Si dan beberapa dosen STIE Port Numbay Jayapura hadir dalam kegiatan bertajuk Focus Group Discussion (FGD) dan Sharing Session Pengembangan Perangkat Pembelajaran dalam Implementasi MBKM Mandiri bagi Perguruan Tinggi Swasta di Tanah Papua. Kegiatan ini diselenggarakan oleh LLDikti Wilayah XIV, di Hotel Grand Abe, 19-21 Juni 2024.
Dalam forum diskusi dihadiri oleh sejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Papua dengan narasumber Dr. Ubaid Al Faruq, M.Pd selaku Wakil Rektor I Universitas Pamulang dan moderator yaitu Siti Latifa Wulandari. MBKM Mandiri merupakan inisiatif nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil seperti Papua. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kurikulum guna menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industri.
“Kurikulum pendidikan tinggi yang telah dikembangkan berdasarkan SN Dikti saat ini sesungguhnya telah menggunakan paradigma OBE dimana dalam pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasinya memiliki landasan pada capaian pembelajaran lulusan (CPL). Namun pada prinsipnya, OBE mampu memastikan keselarasan konstruktif antara profil lulusan, CPL, capaian pembelajaran mata kuliah, metode pembelajaran, dan metode asesmen”, jelas Ubaid Al Faruq.
Dalam sesi FGD, Siti Latifa Wulandari menegaskan pentingnya adaptasi kurikulum dan metode pengajaran yang responsif terhadap kebutuhan lokal dan karakteristik siswa di Papua. Beliau memberikan contoh konkret implementasi teknologi dalam pembelajaran yang mampu mengatasi tantangan geografis dan infrastruktur di daerah terpencil. Selain itu, diskusi juga menyoroti peran PTS dalam memfasilitasi mahasiswa untuk mandiri dalam merencanakan dan mengelola pembelajarannya sendiri. Ini sejalan dengan tujuan MBKM Mandiri untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga mandiri dan mampu beradaptasi dalam dunia kerja yang dinamis.
“Kami percaya bahwa dengan kolaborasi antar Perguruan Tinggi Swasta dan dukungan dari pemerintah, implementasi MBKM Mandiri di Papua dapat menjadi model bagi daerah-daerah lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa,” ungkap Siti Latifa Wulandari.
Acara berlangsung selama tiga hari menjadi ajang bagi PTS di Papua untuk saling bertukar pengalaman dalam menerapkan MBKM Mandiri. Diharapkan, hasil dari FGD dan Sharing Session ini dapat menjadi panduan berharga bagi penyusunan kebijakan dan strategi pengembangan pendidikan tinggi di masa mendatang. Setelah sesi Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Kurikulum selesai, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diajukan oleh beberapa penanya. Setelah semua terjawab, sesi tanya jawab ditutup dan kemudian acara dilanjutkan dengan foto bersama.