stie-portnumbay.ac.id – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay Jayapura telah melakukan penelitian di 5 Kampung terdiri dari Kampung Koperapoka dan Nawaripi yang berlangsung pada tanggal 22-26 april 2024, Kampung Tipuka, Ayuka dan Nayaro yang berlangsung pada tanggal 29 april-3 mei 2024.
Penelitian ini difokuskan pada potensi dan dampak ekonomi dari Program PT. Freeport Indonesia untuk masyarakat Asli Suku Kamoro yang berdomisili di 8 Kampung Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. 8 Kampung tersebut meliputi kampung Koperapoka, Nawaripi, Tipuka, Ayuka, Nayaro, Vanamo, Otakwa dan Omawita. Penelitian di Kampung Vanamo, Otakwa dan Omawita akan dilaksanakan pada tanggal 13-18 Mei 2024 mendatang.
Ketua Penelitian La Ode Abdul Wahab, SE., M.Si menyampaikan, “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi dan sektor unggulan disetiap kampung serta penetapan strategi pengembangan potensi ekonomi di setiap kampung, memproyeksikan tingkat pendapatan masyarakat pasca penerapan strategi pengembangan tersebut. Hal ini dalam kaitannya untuk keberlanjutan program investasi PT. Freeport Indonesia”, jelas Pak La Ode.
Peneliti yang berjumlah sekitar 48 orang datang secara bergantian selama 3 minggu dan meminta izin secara resmi kepada masing-masing Kepala kampung agar Tim peneliti dapat menemui masyarakat asli guna mengambil sampel data yang dibutuhkan.
Saat bertemu Kepala Kampung, Tim kemudian meminta izin secara resmi agar dapat bertemu RT atau tokoh masyarakat setempat. Salah satu Kelala kampung Nawaripi, Norman menjelaskan bahwa selama ia menjabat sudah ada banyak program sosial ekonomi dari PT. Freeport Indonesia untuk masyarakat terkhusus masyarakat dari Suku Kamoro yang berdomisili di kampung. Namun, menurutnya program ekonomi tersebut belum membuahkan hasil. Salah satu contoh adalah bantuan Motor laut atau Jonson yang setelah diberikan, keesokan harinya dijual oleh masyarakat kepada orang lain. Juga bantuan ternak babi yang juga kemudian dijual kembali oleh masyarakat penerima bantuan tersebut.
“Untuk membangun masyarakat, harus berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). PT. Freeport Indonesia telah membangun sekolah yang bagus namun anak-anak tidak betah sekolah disana, anak-anak tersebut harus disekolahkan jauh dari Kabupaten Mimika agar mereka lebih fokus”, ungkap Norman.
Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pada kampung Nawaripi dan kampung Koperapoka menunjukkan bahwa aktivitas masyarakat untuk memperoleh penghasilan yang bersumber dari perikanan dan tanaman pangan, seperti tangkap dan budidaya ikan belum berjalan secara maksimal karena masyarakat melaksanakan kegiatan tersebut hanya untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
Masyarakat kampung Tipuka dan kampung Ayuka juga mempunyai aktivitas dalam kesehariannya adalah bersumber dari perikanan seperti tangkap dan budidaya serta berkebun pisang dan sagu yang belum berjalan secara maksimal. Kampung Tipuka merupakan salah satu kampung yang menghasilkan industri perahu fiber dan dikategorikan sudah berhasil, sedangkan kampung Ayuka juga menghasilkan industri perahu fiber namun belum berjalan maksimal.
Menurut Frans Gare selaku Pendamping Kampung Nayaro menjelaskan bahwa Masyarakat Nayaro menyebut wilayah adat mereka dengan sebutan Tapera m’maow yang berarti “kami punya wilayah adat tempat cari makan/tanah dusun”. Didalam wilayah adat tersebut terdapat kali atau sungai, dusun sagu dan hutan yang dimanfaatkan sebagai tempat mencari makan.
Dusun atau kali tersebut dikelola oleh masing-masing Taparu (marga) sedangkan hutan dimanfaatkan secara bersama unyuk berburu. Masyarakat kampung Nayaro beraktivitas dengan berkebun kakao dan pinang yang telah berhasil menambah tingkat pendapatan masyarakat, sedangkan untuk pemanfaatan lahan pekarangan, kebun sagu, peternakan pengelolaannya belum maksimal.
Oleh karena itu pengidentifikasian potensi ekonomi di delapan kampung dataran rendah Kabupaten Mimika sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat di setiap kampung. Setelah melakukan penelitian, hasil penelitian akan diserahkan kepada PT. Freeport Indonesia. Hal ini dilakukan karena STIE Port Numbay telah bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia untuk melaksanakan penelitian tersebut.
Penelitian merupakan salah satu dari Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Penelitian STIE Port Numbay yang berlangsung dengan lancar diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya sebagai perguruan tinggi yang bermutu.