Jayapura, 25 Oktober 2025 – Dalam upaya memperkenalkan cabang olahraga baru serta menumbuhkan semangat sportivitas dan karakter unggul di kalangan mahasiswa Papua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Port Numbay Jayapura menggelar Sosialisasi dan Pelatihan Olahraga Woodball, bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Cenderawasih (UNCEN).
Kegiatan yang berlangsung di halaman kampus STIE Port Numbay ini menghadirkan sosok penting di dunia olahraga Papua, Dr. Daniel Womsiwor, S.Pd., M.Fis., AIFO, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan III FIK UNCEN sekaligus Ketua Umum Indonesia Woodball Association (IWbA) Provinsi Papua.
Turut hadir jajaran pimpinan STIE Port Numbay Jayapura, antara lain:
- Dr. Drs. Najarudin Toatubun, MM, Ketua Yayasan Cinta Tanah Air selaku pengelola STIE Port Numbay Jayapura;
- Oskar Sada, SE., M.Si, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Alumni;
- Victor F. Pasalbessy, SE., ME, Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan; serta
- Dr. Ratna Mufidah, SP., M.Si, Kepala Bagian Kemahasiswaan.
Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari dosen, tenaga kependidikan, dan ratusan mahasiswa yang ingin mengenal lebih dekat olahraga woodball, olahraga yang memadukan unsur teknik, strategi, dan ketenangan mental.
Dalam sesi sosialisasi, Dr. Daniel Womsiwor tampil bukan sekadar sebagai narasumber, tetapi juga sebagai sosok inspiratif yang menyalurkan semangat olahraga kepada generasi muda Papua. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan penuh semangat, beliau memaparkan perjalanan woodball dari awal kemunculannya hingga menjadi olahraga yang diakui di tingkat internasional.
“Woodball lahir di Taiwan pada tahun 1990-an dan berkembang pesat di Asia, termasuk Indonesia. Olahraga ini sederhana namun sangat bermakna, karena melatih kesabaran, konsentrasi, dan ketepatan berpikir. Di dalamnya terkandung nilai-nilai sportivitas dan filosofi keseimbangan antara pikiran, tenaga, dan jiwa,” ungkapnya.
Sebagai akademisi sekaligus praktisi olahraga, Dr. Daniel menilai bahwa woodball sangat relevan diterapkan di lingkungan kampus karena mudah dimainkan, tidak memerlukan fasilitas besar, dan dapat membangun karakter positif mahasiswa.
“Mahasiswa kita perlu ruang pembinaan yang bukan hanya bersifat akademik. Olahraga seperti woodball bisa menjadi wadah yang mengasah kepribadian: bagaimana seseorang bersikap tenang, menghormati lawan, dan berpikir strategis sebelum bertindak. Nilai-nilai ini penting untuk kehidupan profesional mereka di masa depan,” tambahnya.

Lebih jauh, Dr. Daniel menceritakan perjalanan IWbA Papua yang saat ini sedang aktif membangun komunitas woodball di berbagai daerah, termasuk sekolah, kampus, dan komunitas masyarakat. Ia meyakini bahwa Papua memiliki banyak talenta yang bisa bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
“Saya ingin melihat anak-anak muda Papua berdiri di podium nasional membawa nama daerahnya dengan bangga. Melalui pembinaan yang terarah, bukan tidak mungkin Papua akan menjadi salah satu pusat prestasi woodball di Indonesia,” ujar Dr. Daniel dengan penuh optimisme.
Usai sesi teori, para peserta langsung menuju lapangan kampus untuk mengikuti pelatihan praktik. Dr. Daniel bersama tim pelatih dari IWbA Papua memperkenalkan peralatan woodball seperti mallet (tongkat pemukul), ball (bola kayu), dan gate (gawang).



Langkah demi langkah teknik dasar diperagakan secara detail: mulai dari posisi berdiri, cara memegang mallet yang benar, hingga teknik swing untuk menghasilkan pukulan akurat menuju gate.
Mahasiswa tampak bersemangat mencoba setiap gerakan. Beberapa bahkan menunjukkan kemampuan koordinasi dan keseimbangan yang cukup baik untuk ukuran pemula. Sorak-sorai dukungan dari rekan-rekan menambah suasana pelatihan menjadi hidup dan penuh keakraban.
“Awalnya saya kira woodball seperti golf, tapi ternyata lebih sederhana dan sangat menyenangkan. Saya merasa tertantang untuk terus mencoba sampai berhasil,” ujar salah satu mahasiswa dengan semangat.
Dalam sambutannya, Dr. Drs. Najarudin Toatubun, MM, Ketua Yayasan Cinta Tanah Air, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dari misi yayasan dalam menumbuhkan karakter mahasiswa Papua.

“Olahraga adalah sarana pembentukan kepribadian. Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa belajar tentang disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi tradisi positif di kampus STIE Port Numbay,” ujarnya.
Sementara itu, Oskar Sada, SE., M.Si, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, menyampaikan bahwa kegiatan woodball ini sejalan dengan visi kampus dalam menciptakan mahasiswa yang unggul secara akademik dan aktif secara non-akademik.
“Program kemahasiswaan tidak hanya berfokus pada kegiatan ilmiah, tetapi juga pembinaan karakter melalui olahraga dan seni. Kami berencana mengembangkan kegiatan ini secara rutin, bahkan membentuk UKM Woodball sebagai wadah resmi mahasiswa,” jelasnya.
Kepala Bagian Kemahasiswaan, Dr. Ratna Mufidah, SP., M.Si, juga menyoroti pentingnya kegiatan ini sebagai ajang pencarian bakat. “Dari kegiatan ini kami menemukan potensi luar biasa. Ada mahasiswa yang cepat memahami teknik pukulan dan memiliki insting permainan yang kuat. Ini bibit yang perlu dibina,” tuturnya.
Menutup kegiatan, Dr. Daniel Womsiwor menyampaikan apresiasinya kepada seluruh civitas akademika STIE Port Numbay atas antusiasme dan sambutan hangat yang diberikan. Ia berharap kerja sama ini tidak berhenti pada kegiatan sosialisasi, tetapi berlanjut pada pembinaan berkelanjutan.
“Saya siap mendampingi dan memberikan pelatihan lanjutan. Jika kita tekun dan kompak, bukan tidak mungkin dalam dua atau tiga tahun ke depan mahasiswa STIE Port Numbay sudah bisa mewakili Papua di kejuaraan nasional.”
Pernyataan tersebut disambut tepuk tangan meriah seluruh peserta. Semangat kolaborasi antara dunia pendidikan dan olahraga tampak nyata dalam kegiatan ini.
Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Olahraga Woodball ini menjadi bukti bahwa STIE Port Numbay Jayapura tidak hanya berfokus pada kecerdasan akademik, tetapi juga pengembangan karakter dan prestasi mahasiswa secara holistik.
Dengan dukungan penuh dari Yayasan Cinta Tanah Air, kerja sama dengan FIK UNCEN, serta pendampingan dari IWbA Provinsi Papua, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal lahirnya generasi muda Papua yang berkarakter, sehat, dan berprestasi.
Woodball kini bukan sekadar olahraga baru di kampus, tetapi simbol semangat kolaborasi dan pembinaan karakter mahasiswa STIE Port Numbay Jayapura menuju masa depan Papua yang unggul dan kompetitif.